Breaking News
Loading...

What's New

Showing posts with label *Sejarah. Show all posts
Showing posts with label *Sejarah. Show all posts
Monday, April 14, 2014
Hillsborough 1989, Tragedi Mengerikan Sepakbola Inggris Raya yang Menewaskan 96 Orang

Hillsborough 1989, Tragedi Mengerikan Sepakbola Inggris Raya yang Menewaskan 96 Orang



Hillsborough, Sheffield 15 April 1989.....Sekitar 15.000 suporter berangkat lebih awal dari Liverpool dan berbondong-bondong menuju stadion Hillsborough, Sheffield. Mereka datang guna mendukung Liverpool yang akan segera menjalani partai semifinal Piala FA 1989 menghadapi Nottingham Forest. Sabtu pagi yang cerah membawa atmosfer yang bagus dan semangat menggelora ditunjukkan para suporter untuk mendukung si Merah. Mereka tak mempedulikan bagaimana cara mereka datang ke Sheffield. Apakah menggunakan bus atau kereta api. mendukung Liverpool.
Yang pasti semua supporter menggambarkan hari sabtu itu seperti hari karnaval. Hari itu, semua jiwa bersatu untuk mendukung Liverpool. Namun nampakanya semua akan berubah hanya dalam 1 jam saja..... Liverpool pada saat itu diprediksikan akan dapat mengalahkan Nottingham Forest yang menjadi pesakitan tahun sebelumnya di tempat yang sama. Tiket pertandingan di Hillsborough yang biasanya tidak terjual habis, khusus hari itu, Liverpool yang menjadi alasan tiket terjual habis. Namun kacaunya panitia tidak memperhitungkan jumlah fans Liverpool yang datang dengan tempat di mana supporter Liverpool kelak ditempatkan.
Tempat di mana akan menjadi saksi sejarah tragedi sepakbola terbesar di Inggris. “ ladang kematian“ itu bernama " The Lapping Lane ". Panitia mengalokasikan kapasitas tempat untuk 14.000 ribu tribun berdiri di lapping lane yang notabene satu-satunya tribun kecil di sana. Yang lebih tidak masuk akal lagi, Polisi memilih memilih Spion Kop End yang memuat sekitar 21.000 orang untuk menampung supporter Nottingham. Logikanya, Daya tarik pertandingan tersebut ditujukkan untuk fans Liverpool, namun polisi lebih memilih " mengamankan " suporter Nottingham. Otomatis, salah persepsi para petugas keamanan dan panitia setempat menjadi awal bencanannya. Suporter datang dengan jumlah yg sangat besar. The Lapping lane hanya mampu memuat sekitar 14,600 orang namun hari itu jumlah suporter yang datang sudah di luar perkiraan. Pukul 2 pm para suporter kedua belah kubu mulai berdatangan dalam jumlah besar dengan kawalan polisi berkuda setempat.
Kerumunan suporter menjadi alasan polisi setempat memperketat keamanan di sekitar stadion dan mengambil alih pengawasan para suporter. Pukul 2.30 siang, kerumunan sekitar pagar masuk semakin meluap saat turnstile (pintu masuk berputar) dibuka. Aliran supporter Liverpool dengan jumlah besar masuk bagaikan longsoran manusia dan segera menempati tribun tersebut. Bisa dibayangkan 10.000 orang mengalir masuk ke dalam The Lapping Lane dengan hanya menyediakan 3 gerbang masuk dan 7 pintu masuk putar. Dipastikan ini sangat tidak kemanusiawian yang dapat mendeskripsikan keadaan saat itu dengan keadaan stadion yang penuh sesak dan pengap. Suporter Liverpool yang masih tertinggal diluar sekitar 2000-5000 orang berusaha merengsek masuk ke dalam stadion. diantaranya tanpa tiket.
Menurut pengakuan petugas keamanan yang bertugas di luar stadion mengganggap desakan para supporter Liverpool masuk ke dalam stadion disebabkan karena banyak dari mereka yang dalam pengaruh alkohol dalam jumlah besar. Hal tersebut yang menjadi acuan utama para penyelidik untuk mengamati kronologi kejadian tersebut dan sebagai barang bukti utamanya. Namun pada akhirnya semuanya akan dibantah dan sangat tidak rasional saat semua suporter yg sangat antusias dituduh dalam pengaruh alkohol. Lanjut ke TKP, mendengar volume manusia yang berusaha masuk kedalam stadion semakin menggila dan untuk mengantisipasi jatuhnya korban, Inspektur Marshal di sana yang hari itu bertugas,David Duckenfield memerintahakn untuk membuka gerbang C dimana sektor 3 dan 4 berada. Sektor 3 dan 4 yang saat itu sudah penuh sesak dengan fans yang sudah berada di dalamnya sebelumnya. Akibatnya " Fatal Crush " terjadi.....
Sebelum Duckenfield mampu memerintahkan official untuk menunda kick off, Aliran manusia dalam jumlah besar masuk tanpa mampu dihentikan. Aliran manusia mengalir deras masuk ke gerbang C dan memenuhi blok tiga dan empat yang sudah dipenuhi oleh fans sebelumnya. Para suporter yang berada di kedua blok tersebut terdesak ke depan dan terjempit di antara pagar pembatas “ladang kematian“ tersebut. Keputusan Duckenfield untuk membuka gerbang C sangat fatal akibatnya. Keputusan dia sangat terburu-buru. Logikanya... Seharusnya sebelum Duckenfield memutuskan untuk membuka gerbang C, dia harus meminta konfirmasi petugas yang berada di blok 3 dan 4 apakah kedua blok tersebut mampu menampung tambahan supporter atau tidak, namun semuanya terlambat..
Akibatnya 96 fans Liverpool tewas terjepit, terinjak dan kehabisan oksigen di dalam ladang kematian tersebut. Rincian korbannya: 89 suporter pria dan 7 perempuan meninggal di tempat kejadian dan saat di bawa ke hospital.Sepertiga dari korban meninggal berumur 20 tahun. Korban termuda adalah seorang anak laki-laki berumur 10 tahun bernama Jon Paul Gihooley yang merupakan sepupu Steven Gerrard. Korban meninggal banyak ditemukan di blok 3 dan korban injury banyak di temukan di sektor 3 dan sebagian sektor 4. Sekitar 730 di dalam dan 36 suporter di luar stadion menderita cedera ringan hingga parah seperti brain malfunction(kekurangan oksigen). Kisah memilukan terjadi kepada salah satu korban yang terakhir meninggal, Tony Bland.... Tony Bland merupakan korban selamat yang meninggal 3 tahun setelah kejadian. Dia mengalami kerusakan otak parah akibat kekurangan oksigen saat terjepit diantara para fans. Tony Bland mengalami kerusakan otak yang memaksa dia hidup dalam setengah koma selama 3 tahun di rumah sakit. Pada 3 March 1993 dia meninggal di rumah sakit atas kesepakatam pihak keluarganya dan para doktor melalui cara " dipaksa meninggal " dan dia menjadi korban meninggal yang ke 96 dalam tragedy tersebut. Dia merupakan pasien pertama di Inggris yang diperbolehkan meninggal oleh hukum Inggris. Dia meninggal dengan cara asupan gizinya dihentikan
Kegagalan polisi dalam mengontrol laju aliran para supporter dinilai sebagai penyebab utama tragedi tersebut. Penyelidikan mengenai penyebab-penyebab tragedi Hillsborough terjadi segera dilakukan oleh kepolisian Inggris. Sampai keluar hasil penyelidikan yg disebut "Taylor Inquiry". Taylor Inquiry adalah hasil penyelidikan yg diputuskan oleh hakim Taylor. Sampai keluar hasil penyelidikan yg disebut " Taylor Inquiry ". Taylor Inquiry adalah hasil penyelidikan yg diputuskan oleh hakim Taylor yang betugas melakukan investigasi setelah tragedi.
1. Kegagalan polisi untuk mencegah dan memotong aliran manusia di Gerbang C sesaat sebelum kejadian
2. Sektor 3 dan 4 nyatanya telah penuh sebelum aliran tambahan manusia dari gerbang C masuk
3. Ukuran pintu masuk di gerbang parimeter terlalu kecil menyebabkan usaha penyelamatan terhambat yg menyebabkan banyak korban tewas. Gerbang C nyatanya gerbang yang diperuntukkan sebagai pintu keluar stadion. So, alasan membuka gerbang C karena untuk menghindari tragedi sangatlah tidak diperkenankan dalam situasi tersebut
Akibat dari tragedi Hillsborough ini, tribun berdiri di seluruh stadion di Inggris tidak boleh diperkenankan lagi. Nah dari situlah, The Kop End Classic harus diruntuhkan dan digantikan tribun yang lebih layak. Citra buruk suporter mulai menguat sesudah tragedi Hillsborough terjadi, pelakunya The Sun yang menurunkan 3 subjudul kontroversi. Beberapa jam setelah tragedi terjadi, The Sun menurunkan sebuah headline kontroversial dengan 3 subjudul berita yang benar-benar menghancurkan hati para keluarga korban. 3 subjudul tersebut berisikan 3 tuduhan pewarta The Sun yang " katanya " menyaksikan langsung kejadian tersebut. Isinya:
1. Fans Liverpool mengencingi para polisi yang sedang bertugas
2. Beberapa fans Liverpool menguntili barang-barang milik korban
3. Beberapa fans Liverpool menghalangi para petugas medis untuk memberikan pertolongan kepada korban
Ketiga subjudul tersebut memojokkan para suporter Liverpool dan melukai keluarga para korban meninggal di Hillsborough dan membuat marah semua yang merasa terkait dengan tragedy tersebut. Orang yang menurunkan headline tersebut yang merupakan editor The Sun sendiri adalah Kelvin MacKenzie. Saat itu juga The Sun diboikot sama warga satu kota Liverpool dan menjadi media baca yang diharamkan di kota Liverpool dan sekitarnya. 3 bulan setelah kejadian headline itu, editor The Sun, Kelvin MacKenzie mengaku terjadi kesalahan terhadap 3 sub judul tersebut. Namun nasi sudah menjadi bubur dan non sense juga judul itu mereka klaim terdapat kekeliruan di dalam headline tersebut namun sepertinya respon tersebut hanya digunakan mereka sebagai alasan untuk menghilangkan jejak dari kasus ini.
Kelvin hanya meminta maaf secara personal saja, The Sun-nya pun masih menganggap mereka tak bersalah yang membuat fans Liverpool geram. 15 tahun kemudian tepat 7 Juli 2004, dengan dipicu kesepakatan dengan Wayne Rooney. Wayne meminta The Sun untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf apabila masih tertarik untuk mengisahkan kehidupannya untuk dimasukkan ke dalam liputan eksklusif mereka. The Sun akhirnya meminta maaf keseluruh keluaraga para korban dan masyarakat Liverpool atas headline kontorvesial tersebut setelah dipancing untuk buka mulut oleh Rooney. Permintaan maaf terbuka The Sun sama sekali tidak direspon oleh para keluarga korban dan fans LFC, mereka tetap menganggap the Sun " haram ".
Masyarakat Inggris nyatanya punya bentuk empati yang sangat besar. Sebagai bentuk belasungkawa mereka, beberapa monumen peringatan tragedi Hillsborough dibuat beberapa tahun setelah kejadian tersebut antara lain:
1. Dua obor api di lambang Liverpool ini untuk melambangkan ke 96 korban meninggal di Hillsborough
2. Monumen yang berisikan nama-nama para korban tragedi Hillsborough di samping Shanklu Gate
3. Sebuah batu pahatan di katredal anglican Liverpool yang berisikan tulisan " Hillsborough, YNWA "
4. Batu nisan yang bertuliskan ucapan bela sungkawa di persimpangan jalan antara Middlewood Road, Leppings Lane and Wadsley Lane

Monday, March 17, 2014
Sejarah Terbentuknya Culture Skinhead

Sejarah Terbentuknya Culture Skinhead


Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.
Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga punk.
Dan berikut adalah beberapa fakta mengenai SKINHEAD :
Sejarah

Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja atau working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.
Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.
Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.

Style dan Pakaian



Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.

Musik

Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.
Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.
Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, oi dan lain sebagainya. Sehingga kadang-kadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.

Rasisme

Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.
Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.
Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977

Source : wikipedia

Saturday, March 2, 2013
Sejarah Papan Ketik (Keyboard) QWERTY

Sejarah Papan Ketik (Keyboard) QWERTY

Hal ini berkaitan dengan sejarah mesin ketik yang ditemukan lebih dulu oleh Christopher Latham Sholes (1868). Saat menciptakan mesin ketik prototype sebelumnya, malah sangat memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih cepat. Terlalu cepatnya kemungkinan dalam mengetik tersebut, sampai- sampai sering timbul masalah pada saat itu. Seringkali saat tombol ditekan, batang-batang huruf (slug) yang menghentak pita itu mengalami kegagalan mekanik, yang lebih sering diakibatkan karena batang-batang itu saling mengait (jamming).

Karena bingung memikirkan solusinya pada saat itu, Christopher Latham Sholes justru mengacak-acak urutan itu demikian rupa sampai ditemukan kombinasi yang dianggap paling sulit untuk digunakan dalam mengetik. Tujuannya jelas, untuk menghindari kesalahan-kesalahan mekanik yang sering terjadi sebelumnya. Akhirnya susunan pada mesin ketik inilah yang diturunkan pada keyboard sebagai input komputer dan pada tahun 1973 diresmikan sebagai keyboard standar ISO (International Standar Organization).
Sebenarnya ada beberapa standar susunan keyboard yang dipakai sekarang ini. Sebut saja ASK (American Simplified Keyboard), umum disebut DVORAK yang ditemukan oleh Dr. August Dvorak sekitar tahun 1940.
Secara penelitian saat itu, susunan DVORAK memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena terlambat, akhirnya DVORAK harus tunduk karena dominasi QWERTY yang sudah terjadi pada organisasi-organisasi dunia saat itu dan mereka tidak mau menanggung resiko rush apabila mengganti ke susunan keyboard DVORAK. Satu-satunya pengakuan adalah datang dari ANSI (American National Standard Institute) yang menyetujui susunan keyboard Dvorak sebagai versi “alternatif” di sekitar Tahun 1970.
Susunan keyboard lainnya yang masih perkembangan dari susunan QWERTY adalah QWERTZ yang dipakai di negara seperti Hungaria, Jerman, Swiss, dll. AZERTY oleh negara Prancis dan Belgia, QZERTY, dll. 
Sejarah Menara Miring Pisa

Sejarah Menara Miring Pisa

Menara miring Pisa (dalam Bahasa Italia: Torre pendente di Pisa) atau yang biasa disebut The Tower of Pisa (La Torre di Pisa) adalah sebuah menara lonceng dari sebuah katedral di kota Pisa, Italia. Menara ini terletak di belakang katedral dan merupakan struktur ketiga di Campo dei Miracoli (keajaiban) Pisa.

Walaupun rencana semula dibangun secara vertikal, menara itu mulai miring ke arah tenggara segera setelah dilakukan konstruksi di tahun 1173, dikarenakan pondasi yang tak sempurna.

Tinggi dari menara tersebut adalah 55,86 km dari permukaan tanah di sisi terendah, dan 56,70 m di sisi yang tertinggi. Lebar alas bangunan itu adalah 4,09 m dan lebar puncaknya adalah 2,48 m. Berat menara ini diperkirakan 14,500 ton dan memiliki 294 anak tangga.

Konstruksi dari Menara Pisa dibangun dalam tiga tahap, yang memakan waktu sekitar 200 tahun. Konstruksi marmer putih di lantai pertama dimulai pada tanggal 9 Agustus 1173, pada masa kejayaan militer dan kemakmuran Italia. Lantai pertama ini dikelilingi oleh beberapa pilar dan walaupun posisinya miring, namun tetap tahan selama berabad-abad.

Ada kontroversi seputar identitas dari arsitek yang membangun Menara Miring Pisa. Selama bertahun-tahun, desain tersebut diyakini dibuat oleh Guglielmo dan Bonanno Pisano, artis lokal kenamaan di abad ke-12, yang terkenal dengan karya perunggunya, khususnya pada karyanya Pisa Duomo.

Bonanno Pisano meninggalkan Pisa di tahun 1185 dan pindah ke Monreale, Sicilia, namun kemudian kembali lagi dan meninggal di tanah kelahirannya itu. Makamnya ditemukan di dasar tower di tahun 1820.


Menara itu pertama kali miring setelah lantai ketiga dibangun di tahun 1178, dikarenakan amblasnya pondasi sedalam tiga meter, akibat pergerakan tanah. Ini berarti bahwa desain dari menara tersebut telah cacat sejak pada awalnya.

Konstruksi dihentikan sementara selama hampir seabad lamanya, karena para warga Pisa hampir terlibat peperangan dengan Genoa, Lucca dan Florence. Selama masa ‘istirahat’ ini, struktur tanah di bawahnya telah kembali stabil. Dan di tahun 1198, dipasang jam untuk sementara pada bangunan yang masih belum tuntas itu.


Di tahun 1272, bangunan itu dilanjutkan kembali oleh Giovanni di Simone, arsitek dari Camposanto. Lantai keempat dibangun untuk mengimbangi kemiringan dari menara ini. Pembangunan kembali dihentikan di tahun 1284, saat Pisa ditaklukan oleh Genoa dalam Pertempuran Meloria.

Pembangunan menara lonceng ini tak selesai terhenti hingga 1372. Setelah itu, Tommaso di Andrea Pisano berhasil menyelesaikan elemen-elemen Gothic dari menara tersebut, dengan memberikan sentuhan gaya Roma. Terdapat tujuh lonceng pada menara tersebut, yang masing-masing mewakili not pada nada. Lonceng yang terbesar dipasang pada tahun 1655.
 
 
Sumber : Terselubung
Saturday, June 16, 2012
10 Kuburan Massal Paling Mengerikan Yang Pernah Ditemukan

10 Kuburan Massal Paling Mengerikan Yang Pernah Ditemukan



Setiap kita dan di setiap agama mengajarkan kita untuk menghormati manusia bahkan yang sudah meninggal. Acara pemakaman / penguburan bahkan menjadi suatu yang sangat skaral dan momentum...
Namun sejarah mencatat.. banyak kejadian yang memilukan dan tak selayaknya terjadi, dimana mayat - mayat tergeletak serampangan bahkan ditumpuk - tumpuk seperti daging busuk..Mayat - mayat yang ditemukan kadangkala berderet seperti bangkai ikan sarden tanpa pemakaman yang layak..
Meskipun kadang sejarah menemukan dan mencatat tiap individual yang terbaring ini menjadi bagian yang besar dari sejarah. Namun saya berharap kejadian ini tidak akan terulang lagi di masa depan ..
dan berikut ini adalah 10 kuburan masal yang paling diingat untuk kepedihan dan sisa-sisa bayangan kematian yang menghantui bagi yang hidup..

10. Pembantaian Maguindanao
3 tahun yang lalu, pembunuhan massal dalam sejarah jurnalistik yang paling brutal terjadi, di mana sedikitnya 34 wartawan sengaja dibunuh sebagai korban dari terorisme politik.
Ada ketegangan di Maguindanao (sebuah provinsi di sebuah pulau di Filipina) saat pemilu sedang berlangsung, dua anggota ysng saling mencalonkan dari partai yang sama berjuang untuk kantor yang sama.
Wakil Walikota Esmael "Toto" Mangudadatu, yang mengajukan sertifikat tentang pencalonan, menerima ancaman bahwa saingannya (pendukung keluarga Ampatuan Andal, Sr ) akan memotong dia menjadi bagian kecil sesudahnya.
Dia Berpikir dengan adanya 37 wartawan untuk meliput akan mencegah hal-hal seperti itu terjadi, lalu dia mengundang 37 dari mereka untuk menemaninya.
Sayangnya, mereka tidak gentar, saat rombongan Walikota Esmael "Toto" Mangudadatu dihentikan oleh 100 orang bersenjata yang kemudian membantai mereka semua atau sebagian kelompok Mangudadatu dalam paling keji cara (misalnya yang perempuan, dari beberapa wartawan, diperkosa dan ditembak di alat kelaminnya) .
Korban-koraban ini siap untuk dimakamkan di kuburan massal yang sudah digali dua hari sebelumnya (bersama dengan kendaraan mereka), sampai mereka tertangkap tangan oleh helikopter. Sebanyak dari 58 orang tewas,disamping korban wartawan, ada juga istri Mangudadatu , dua saudara perempuannya, serta beberapa pengacara dan para pembantunya.

9. Stadion Duraiappa

Ini stadion olahraga hanya salah satu saksi dari korban perang sipil Sri Lanka yang bertanggung jawab untuk lebih dari 65.000 kematian. Stadion ini dulunya rusak secara struktural dan ditinggalkan selama konflik, lalu direnovasi tahun 1999 yang seharusnya menjadi lebih nyaman.
Sampai beberapa pekerja yang menggali pondasi Boney. Apa yang ditemukan adalah, sisa-sisa kerangka yang dipadatkan dari 25 mayat, dua di antaranya adalah anak-anak.
Meskipun ada beberapa misteri tentang keadaan di sekitar kuburan massal ini - dan metode forensik tampaknya tidak tepat digunakan dalam mengungkap dan bisa saja menghancurkan bukti yang diperlukan - 12.000 warga sipil dikatakan telah hilang sejak awal konflik, banyak warga masih mencari anggota keluarga mereka yang hilang, berharap ditemukan di kuburan masal ini.

8. Pulau Kepiting
Monumen di Crab Island
Pulau yang terletak di bagian utara New York Danau Champlain digunakan sebagai rumah sakit selama Perang tahun 1814 dari Plattsburgh untuk pasukan Amerika dan Inggris.
Menjadi pulau terdekat dengan tanah di mana konflik yang sebenarnya terjadi, orang mati - beberapa di antaranya terdampar di pantai - yang diletakkan berderet dalam situs kuburan massal di selatan rumah sakit.
Semua mayat kecuali prajurit tingkat atas, mayat mereka ditumpuk - tumpuk dalam kuburan masal tanpa nama.
Tahun 1908 kuburan dengan mayat2 yang memiliki nama dan identitas yang berbeda, diperingati dengan dibuatkan obelisk granit yang ditugaskan oleh Kongres.


7. Pembantaian Vukovar
Pembantaian Vukovar adalah salah satu bukti lagi untuk eksistensi kejahatan manusia. Berlangsung pada tahun 1991 di luar kota Vukovar, yang berliku turun dari pertempuran, 264 orang kebanyakan warga Kroasia korban sebagian besar warga sipil dan pasien rumah sakit dikirim ke kamp penjara militan Serbia.
Sebagian besar dibunuh dengan penembakan, sementara beberapa dipukuli sampai mati-, mayat-mayat itu kasar dibuang di parit yang digali dan ditimbun dengan bulldozer kembali.
7 orang yang dianggap bertanggung jawab sejak dituduh melakukan kejahatan perang mengerikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional untuk negara eks-Yugoslavia (pemimpin militer Yugoslavia Veselin Šljivančanin dan Mile Mrkšić telah dihukum, sementara beberapa orang lainnya meninggal sebelum persidangan dan / atau bunuh diri).

6. Pulau Hart
Pulau ini digunakan sebagai kamp Tawanan Perang selama Perang Sipil pada tahun 1865, dan Konfederasi yang meninggal di sana dimakamkan di pulau itu, bersama dengan tentara Uni yang tersisa yang akhirnya direlokasi.
Tapi hal-hal mengerikan sebenarnya adalah yang mengikuti perang, setelah New York City membeli pulau tersebut pada tahun 1869, mereka memutuskan untuk membongkar kuburan massal tersebut.
sebuah artikel dari New York Times tahun 1874 berjudul "Tempat dimana orang-orang tidak dikenal dikuburkan" menggambarkan prosedur bagaimana penanganan mayat-mayat di tempat itu.
Mayat-mayat tidak dikenal dan sisa-sisa tubuh dari orang dewasa dan anak-anak dibuang di parit besar dan difoto. "Foto-foto dan plot diberi nomor yang sesuai sehingga kerabat potensial dapat, setelah mengidentifikasi tubuh, memberikan penguburan yang layak.
Tapi sering kali mayat-mayat ini tak berwajah yang diperkirakan tidak punya teman (beberapa telah meninggal karena bunuh diri), sedangkan kerabat lainnya terlalu miskin untuk membeli pemakaman yang layak.

5. Black Death di Inggris Raya
Ketika wabah pes (alias "Black Death") melanda Eropa di abad ke-14, metode penguburan tradisional hampir tidak ada karena sepertiga dari populasi orang di Eropa mati.Prosesi Tradisional disisihkan untuk kelompok kaya, dan mayat lain hanya ditumpuk-tumpuk seperti ringsokan
Praktek semacam ini menjadi prosedur standar di saat wabah, seperti ketika wabah menyerang lagi di Inggris dalam bentuk Wabah Besar tahun 1665 (kali ini menewaskan 100.000 orang, sekitar 20% penduduk London).

4. Iraknya Saddam
Irak sejak 1980-an telah menjadi pemakaman masal di mana korban genosida (kebanyakan dari suku Kurdi, seperti pada 1983), pembantaian, dan eksekusi dilakukan untuk meleyapkan penghalang kekuasaan.
Ada sekitar 250 kuburan masal dilaporkan telah ditemukan 40 diantaranya telah dikonfirmasi, dan satu juta warga Irak yang hilang - seratus ribu diduga berada di salah satu plot kolektif ini.
Beberapa kekejaman paling terkenal Irak termasuk mengumpulkan dari 8.000 orang suku Kurdi pada tahun 1983 dan pelaksanaannya di tengah gurun terpencil,dengan senjata serangan antara tahun 1986 dan 1988 di mana Angkatan Udara Irak menjatuhkan bom kimia di desa-desa Kurdi, menewaskan 5.000 orang secara langsung (dengan lebih banyak menderita jangka panjang karena menjadi cacat), dan Kampanye Anfal 1988 yang mengakibatkan 182.000 orang suku Kurdi hilang, dari kalangan anak-anak dan wanita diduga dikuburkan di kuburan masal.

3. Chechnya
Kuburan masal di Chechnya banyak bermunculan sejak awal Perang Chechnya pada tahun 1994.
Pada 2008, situs 57 situs pemakaman massal telah ditemukan, yang mungkin berisi ribuan mayat, 5.000 di antaranya adalah warga sipil yang menghilang di tengah-tengah Perang Chechnya Kedua pada tahun 1999. Kuburan massal terbesar dari semua adalah di Grozny dan berisi 800 mayat (dari Perang Chechnya Pertama).
Saat beberapa negara mencoba untuk membantu mengidentifikasi berbagai mayat untuk keluarga yang ditinggalkan , Rusia memiliki kebijakan " Dilarang Menggali!".

2. Uni Sovietnya Stalin
Amidst a totalitarian Soviet Union, and under the crushing hammer of Joseph Stalin, great numbers of Soviet citizens as well as foreigners were executed outright by the famous “secret police” – most popularly via a bullet to the base of the skull – in numbers that reached 700,000 (all dumped in mass graves) by the time of the Great Purge of 1937-1938, whereby all of Stalin's political opponents were effectively silenced.

Di tengah-tengah totaliter Uni Soviet, dan di bawah palu yang menghancurkan , sejumlah besar warga Soviet serta asing dieksekusi langsung oleh "polisi rahasia" yang terkenal - yang paling populer melalui peluru ke dasar tengkorak - dalam jumlah yang mencapai 700.000 (semua dibuang di kuburan massal) pada saat Pembersihan Besar 1937-1938, dimana semua lawan politik Stalin secara efektif dibungkam dan dilenyapkan.
Ini adalah cara utama untuk menempatkan rasa takut Stalin ke dalam hati orang-orang Soviet - ketakutan yang dapat cukup mudah dibentuk menjadi semacam perasaan putus asa sehingga menjadi kesetiaan oleh mereka yang tidak ingin mengalami nasib seperti penghuni kuburan masal.

Kuburan-kuburan yang tersebar di bekas Uni Soviet akan diingat sepanjang waktu, dengan jumlah mayat mengerikan yang ditemukandi:
  • Bykivnia, 120,000-250,000 mayat
  • Kurapaty, 30.000 - 200.000 mayat
  • Butovo, lebih dari 20.000 mayat
  • Sandarmokh, lebih dari 9.000 mayat.


1. Ladang Pembantaian Kamboja
Pol Pot adalah salah satu nama yang pantas disejajarkan dalam daftar yang mencakup orang-orang seperti Adolf Hitler dan Joseph Stalin, sebagai pelaku genosida dengan jumlah korban yang mencengangkan.
Dia mempunyai 20.000 kuburan massal di bawah kepemimpinannya, yang berisi minimal 1,38 juta mayat..
Penghuni kuburan massal Pol Pot adalah: siapa pun yang terkait dengan (atau dicurigai), mantan pejabat pemerintah, intelektual / profesional, dan berbagai etnis / agama kelompok yang dipilih oleh rezimnya.
Rezim Khmer Merah hanya berlangsung dari akhir Perang Saudara Kamboja (1975) sampai 1979, tapi pada saat itu rezim ini telah melakukan banyak kerusakan dan kebinasaan mengerikan di Kamboja


Sumber
Monday, March 19, 2012
Peran CIA Dibalik Sejarah dan Pemberontakan Di Indonesia

Peran CIA Dibalik Sejarah dan Pemberontakan Di Indonesia




Diskursus tentang CIA dan peranannya dalam perjalanan sejarah bangsa ini kembali mengemuka ketika buku Tim Werner berjudul “Legacy of Ashes” diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan menyinggung tentang direkrutnya Adam Malik menjadi agen CIA. Polemik pun merebak. Ada yang percaya, ada yang tidak. Dan seperti juga kasus lainnya di negeri ini, kontroversi itu pun segera menguap, berakhir tanpa ending yang jelas. Fakta inilah yang membuat banyak orang luar menyebut bangsa ini memiliki memori yang amat pendek.

Di sini Kami tidak secara khusus menyoroti polemik tersebut, namun Kami akan mencoba untuk menelusuri jejak-jejak CIA di dalam merecoki perjalanan sejarah Indonesia sampai kini. Semoga apa yang Kami paparkan bisa menambah wawasan dan meningkatkan kewaspadaan kita semua. Amien.

Negasi Komunisme

Kemenangan kaum komunis dalam Revolusi Merah Oktober 1917 telah mencemaskan AS. Sejak itu pula, AS merancang satu strategi untuk menghancurkan Rusia. “Tanggal 8 Januari 1918, Presiden AS Woodrow Wilson mengumumkan Program 14 Pasal. Dalam suatu komentar rahasia mengenai program ini, Wilson mengakui jika usaha menghancurkan dan mencerai-beraikan Soviet Uni sudah direncanakan. ” (Vsyemirnaya Istoria 1961, VIII:82). Dan kita tahu, baru pada tahun 1992 Soviet hancur.
Presiden AS Woodrow Wilson
Rencana Wilson saat itu tidak bekerja dengan efektif disebabkan fokus kerja intelijen yang kurang, depresi besar 1930, dan Perang Dunia I dan II. Barulah usai Perang Dunia II AS sungguh-sungguh menyadari betapa Soviet harus dihadapi dengan serius.

Truman Doctrine untuk mengepung penyebaran komunisme dikeluarkan pada 1947. Disusul dengan Marshall Plan tahun berikutnya guna membangun kembali Eropa dari puing-puing akibat PD II. Indonesia (istilah dulu “Hindia Belanda”) merupakan satu-satunya wilayah koloni Eropa yang dicakup dalam rencana dasar Marshall Plan. Akibatnya, bantuan keuangan AS kepada Belanda menyebabkan Den Hag mampu untuk memperkuat genggamannya atas Indonesia. Belanda melancarkan embargo ekonomi terhadap pemerintah RI yang berpusat di Yogya kala itu.

Bukan itu saja, Washington juga secara rahasia ikut membantu militer Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. “Ketika tentara kerajaan Belanda kembali datang ke Jawa dan Sumatera pada musim semi 1946, banyak serdadu Belanda mengenakan seragam marinir AS dan mengendarai jeep Angkatan Darat AS.” (Gouda and; Zaalberg: Indonesia Merdeka Karena Amerika?, Politik Luar Negeri AS dan Nasionalisme Indonesia 1920-1949; 2008). Bahkan AS diyakini turut membantu Belanda dalam serangan militer Belanda II atas Yogya pada 18 Desember 1948 (Dorling and; Lee; Australia and Indonesia’s Independence vol.2: The Renville Agreement: 1996).

Perhatian AS terhadap Indonesia sangat besar sejak sebelum Perang Dunia II disebabkan letaknya yang sangat strategis dan kandungan kekayaan alam yang luar biasa. Sebab itu, menjadikan Indonesia sebagai “wilayah yang bersahabat” dipandang sangat penting bagi AS. George F. Kennan, Direktur Policy Planning Staff (PPS), pernah berkata kepada Menteri Luar Negeri AS George C. Marshall pada 17 Desember 1948, “Persoalan paling penting dalam pergulatan kita dengan Kremlin sekarang adalah persoalan Indonesia.” (Gouda & Zaalberg; p.35).

Kelahiran NATO
NATO

Guna membendung pengaruh komunisme Soviet di Eropa maka AS mendirikan North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949. Tanggal 1 Oktober 1949 RRC komunis di bawah Mao Tse Tung berdiri. Perang Korea (1950) memaksa tentara AS yang di bawah panji PBB berhadapan langsung melawan tentara RRC yang membantu Korea Utara. Hal ini menjadikan AS merasa perlu untuk mendirikan Southeast Asia Treaty Organization (SEATO). Kian jelas, NATO dimaksudkan sebaga politik pembendungan terhadap Uni Soviet, sedangkan SEATO ditujukan sebagai politik pembendungan terhadap RRC (Soebadio; Hubungan Indonesia Amerika Dasawarsa ke II Tahun 1955-1965; 2005). Di penghujung 1950, RRC dan Uni Soviet menjalin hubungan yang erat. Ini kian mencemaskan AS yang bernafsu menciptakan dunia sebagai pasar bebas yang besar bagi dirinya, dan juga penguasaan atas wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya alam seperti Indonesia. Sebab itu, Menlu AS Dean Acheson di penghujung 1950 merumuskan kebijakan politik luar negeri AS untuk Asia Pasific. AS menjalin perjanjian dengan sejumlah negara di wilayah tersebut.

Pada 8 September 1951, As mendirikan pangkalan militer di Okinawa-Jepang, Pangkalan Clark dan; Subic di Philipina berdiri pada 30 Agustus 1951, ANZUS (Australia, New Zealand, and United States) berdiri pada 1 September 1951, Korea Selatan pada 1 Oktober 1953, dan Taiwan pada 2 Desember 1954 (Brown; American Security Policy in Asia; Adelphi Papers 132; 1977)

Semua perkembangan global di atas telah dipelajari dengan seksama oleh Soekarno yang sejak muda gandrung pada persatuan Indonesia yang merdeka, berdaulat secara politik dan ekonomi, dan mandiri. Soekarno tahu jika negerinya ini menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Sebab itu dia sungguh-sungguh paham jika suatu hari Indonesia akan mampu untuk tumbuh menjadi sebuah negeri yang besar dan makmur. Sikap Soekarno inilah yang membuatnya menentang segala bentuk Neo Kolonialisme dan Imperialisme (Nekolim) di mana AS menjadi panglimanya.

Amerika Serikat Yang Tidak Bisa Dipercaya

Dalam pandangan Soekarno, Soviet lebih bisa dipercaya ketimbang AS karena Soviet belum pernah menjadi negara kolonial di luar negeri, sebaliknya Inggris dan Perancis adalah bekas negara-negara kolonial yang bersekutu dengan AS (Soebadio: p.42). Sebab itu, Indonesia menentang usaha AS menjadikan negara-negara Asia Pasifik sebagai bonekanya (dengan mendirikan pangkalan militer di wilayahnya masing-masing) dan menjalin kerjasama dengan Soviet dalam kedudukan yang setara. Apalagi Soekarno tahu jika AS membantu Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Hal ini menjadikan AS bernafsu untuk menumbangkan segera Soekarno.

7 Desember 1957, Panglima Operasi AL-AS Laksamana Arleigh Burke memerintahkan Panglima Armada ke-7 (Pacific) Laksamana Felix Stump menggerakkan kekuatan AL-AS yang berbasis di Teluk Subic untuk merapat ke Indonesia dengan kecepatan penuh.
Atas sikap keras kepala Soekarno yang tidak mau tunduk pada keinginan AS guna membentuk Pax-Pacific untuk melawan kekuatan komunisme, dan di sisi lain juga berarti menentang tunduk pada sistem kapitalisme yang merupakan induk dari kolonialisme dan imperialisme di mana AS menjadi panglimanya, maka tidak ada jalan lain bagi Amerika untuk menundukkan Soekarno kecuali menyingkirkannya.

Soemitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko

Sejak akhir 1940-an, AS sesungguhnya sudah mengamati gerak-gerik dua tokoh PSI bernama Soemitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko yang berasal dari kalangan elit. AS mengetahui jika keduanya menentang sikap Soekarno. Baik Soedjatmoko maupun Sumitro diketahui menyambut baik Marshall Plan. Bahkan Soedjatmoko berkata, “Strategi Marshall Plan untuk Eropa tergantung pada dapat dipergunakannya sumber-sumber alam Asia.” Koko, demikian panggilan Soedjatmoko, bahkan menawarkan suatu model Indonesia yang terbuka untuk bersekutu dengan Barat. Awal 1949, Sumitro di School of Advanced International Studies yang dibiayai Ford Foundation menerangkan jika pihaknya memiliki model sosialisme yang membolehkan dieksploitasinya kekayaan alam Indonesia oleh Barat ditambah dengan sejumlah insentif bagi modal asing (Suroso; Bung Karno, Korban Perang Dingin; 2008.p.301. Lihat juga Weisman dan Djojohadikoesoemo 1949: 9).

David Ransom dalam “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia: Kuda Troya Baru dari Universitas-Universitas di AS Masuk ke Indonesia” (Ramparts; 1971) menulis:

“Di New York, keduanya dibesarkan oleh satu kelompok yang berhubungan erat dengan apa yang biasa disebut Vietnam Lobby, yang menempatkan Ngo Dinh Diem sebagai Kepala Negara Vietnam yang pro AS. Lobi tersebut, di antaranya ada Norman Thomas, terdiri dari anggota-anggota Komite Kemerdekaan untuk Vietnam dan juga Liga India. Mereka merupakan pelopor Sosialis Kanan (Soska) dunia. “Kita harus berusaha agar usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan AS untuk membentuk pemerintah non-komunis di Asia paska PD II jangan sampai ketahuan ketidakwajarannya”, ujar Robert Delson, anggota Liga yang juga Lawyer di Park Avenue. Delson adalah penasehat hukum untuk Indonesia di AS.”

Orang ini, tulis Ransom, selalu menemani dan membawa Sumitro dan Koko keliling AS dan memperkenalkannya kepada sahabat-sahabatnya di Americans for Democratic Action (ADA) yang juga Soska dan berpengaruh dalam sikap polittik luar negeri AS.
Konnferensi Meja Bundar

Usai KMB 1949, Sumitro pulang ke Jakarta dan diangkat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, dan kemudian juga sebagai Menteri Keuangan dan Dekan Fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Sikap Sumitro dan kawan-kawan PSI-nya yang mendukung investasi Belanda di Indonesia merdeka tidak populer di mata rakyat yang nasionalismenya tengah bergelora. Akhirnya pada Pemilu 1955, PSI hanya mendapat suara yang kecil.

Nasionalisasi Aset - Aset Belanda di Indonesia

Pada 1957, untuk memperkuat perekonomian nasional, Bung Karno mengambil langkah berani dengan menasionalisasi aset-aset milik Belanda. Rakyat mendukung penuh langkah ini. Namun Soemitro dan rekan-rekannya dengan berani menentang Bung Karno dan malah bergabung dengan para pemberontak PRRI/PERMESTA yang didukung penuh CIA. Edisi Koleksi Angkasa berjudul “Dirty War, Mesiu di Balik Skandal Politik dan Obat Bius” (juga buku David Wise & Thomas B. Ross: Pemerintah ‘Bayangan’ Amerika Serikat: 2007) memaparkan keterlibatan CIA dalam peristiwa ini: Dalam waktu bersamaan, November 1957, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno yang dikenal dengan peristiwa Cikini. Bung Karno selamat namun 9 orang tewas dan 45 orang disekelilingnya luka. Pemerintah kala itu mendeteksi jika tindakan makar tersebut didalangi oleh komplotan ektrem kanan yang dimotori Letkol Zulkifli Loebis, pendiri Badan Rahasia Negara Indonesia (BraNI), cikal bakal BIN, dan didukung CIA. Dengan tegas Bung Karno mengatakan jika CIA berada di belakang usaha-usaha pembunuhan terhadap dirinya.

Tudingan Bung Karno terbukti. Dalam satu sesi pertemuan Komite Intelijen Senat AS yang diketuai Senator Frank Church dengan Richard Bissel Jr—mantan wakil Direktur CIA bidang perencanaan operasi—22 tahun kemudian terungkap jika saat itu nama Soekarno memang sudah masuk dalam target operasi Direktur CIA, Allan Dulles.


Dukungan Besar CIA Pada Pemberontakan PRRI/PERMESTA

Dalam operasi mendukung PRRI/PERMESTA, AS menurunkan kekuatan yang tidak main-main. CIA menjadikan Singapura, Filipina (Pangkalan AS Subic & Clark), Taiwan, dan Korea Selatan sebagai pos suplai dan pelatihan bagi pemberontak. Dari Singapura, pejabat Konsulat AS yang berkedudukan di Medan, dengan intensif berkoordinasi dengan Kol. Simbolon, Sumitro, dan Letkol Ventje Soemoeal.

Dalam artikel berjudul “PRRI-PERMESTA, Pemberontakan Para Kolonel” yang ditulis Santoso Purwoadi (Angkasa: Dirty War) dipaparkan jika pada malam hari, 7 Desember 1957, Panglima Operasi AL-AS Laksamana Arleigh Burke memerintahkan Panglima Armada ke-7 (Pacific) Laksamana Felix Stump menggerakkan kekuatan AL-AS yang berbasis di Teluk Subic untuk merapat ke Indonesia dengan kecepatan penuh tanpa boleh berhenti di mana pun. Satu divisi pasukan elit AS, US-Marine, di bawah pengawalan sejumlah kapal penjelajah dan kapal perusak disertakan dalam misi tersebut. Dalih AS, pasukan itu untuk mengamankan instalasi perusahaan minyak AS, Caltex, di Pekanbaru, Riau.

Kepada para pemberontak, selain memberikan ribuan pucuk senjata api dan mesin, lengkap dengan amunisi dan aneka granat, CIA juga mendrop sejumlah alat perang berat seperti meriam artileri, truk-truk pengangkut pasukan, aneka jeep, pesawat tempur dan pembom, dan sebagainya. Bahkan sejumlah pesawat tempur AU-Filipina dan AU-Taiwan seperti pesawat F-51D Mustang, pengebom B-26 Invader, AT-11 Kansan, pesawat transport Beechcraft, pesawat amfibi PBY 5 Catalina dipinjamkan CIA kepada pemberontak. Sebab itulah, pemberontak bisa memiliki angkatan udaranya sendiri yang dinamakan AUREV (AU Revolusioner). Beberapa pilot pesawat tempur tersebut bahkan dikendalikan sendiri oleh personil militer AS, Korea Selatan, Taiwan, dan juga Filipina.

Pesan rahasia CIA kepada para pimpinan PPRI agar sebelum mundur dari Riau mereka meledakkan instalasi kilang minyak Caltex dulu, agar dua batalyon US Marine yang sudah menunggu di perairan Dumai bisa mendarat dan menghantam pasukan Yani, dan setelah itu berencana merangsek ke Jakarta guna menumbangkan Soekarno, sama sekali tidak sempat dilakukan para pemberontak.


AGEN CIA TERTANGKAP BASAH

Awalnya pemerintah AS membantah keterlibatannya dalam pemberontakan PRRI/PERMESTA. Namun sungguh ironis, tidak sampai tiga pekan setelah Presiden Eisenhower menyatakan hal itu, pada 18 Mei 1958, sebuah pesawat pengebom B-29 milik AS ditembak jatuh oleh sistem penangkis serangan udara Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI), setelah pesawat itu membombardir sebuah pasar dan landasan udara Ambon. Sebuah kapal laut milik ALRI juga menjadi korban (Soebadio: Hubungan Indonesia Amerika Dasawarsa ke II Tahun 1955-1965; 2005; h. 73).
“Sejumlah rakyat sipil, yang sedang berada di gereja pada acara Kamis Putih, terbunuh dalam serangan di komunitas Kristen tersebut,” tulis David Wise & Thomas B. Ross dalam “The Invisible Government: Pemerintah Bayangan Amerika Serikat” (2007; h. 180). Pilot tempur pesawat tersebut, Allan Lawrence Pope berhasil ditangkap hidup-hidup.
 Awalnya, AS lewat Dubes Howard P. Jones berkilah jika Pope merupakan warganegara AS yang terlibat sebagai tentara bayaran, namun pemerintah RI mendapatkan banyak bukti jika Pope merupakan agen CIA yang sengaja ditugaskan membantu pemberontakan guna menggulingkan Bung Karno.

“Pope bukanlah seorang tentara bayaran. Dia terbang atas perintah CIA, yang secara diam-diam mendukung para pemberontak yang mencoba menggulingkan Soekarno… Dalam konferensi pers di Jakarta, 27 Mei, yang digelar oleh Letkol Herman Pieters, Pemimpin Komando Militer Maluku dan Irian Barat di Ambon, menyatakan… 300 sampai 400 tentara AS, Filipin a, dan nasionalis Cina membantu pemberontakan itu.” (Wise & Rose; h.180)

Ancaman AS dibalas Dengan Ancaman Balik Oleh Bung Karno

Atas gertakan AS yang sampai mengerahkan kekuatan dua batayon US Marine dengan Armada ke-7nya ke perairan Riau, Bung Karno sama sekali tidak gentar dan balik mengancam AS agar jangan ikut campur terlalu jauh ke dalam masalah internal NKRI. “AS jangan sampai bermain api dengan Indonesia. Jangan biarkan kekurangpahaman Amerika menyebabkan meletusnya Perang Dunia Ketiga!”

Bung Karno segera mengirim satu pasukan besar di bawah pimpinan Ahmad Yani untuk melibas para pemberontak di Sumatera. Saat itu RRC telah menyiapkan skuadron udaranya serta ribuan tentara regulernya untuk bergerak ke Indonesia guna membantu Soekarno memadamkan pemberontakan yang didukung CIA tersebut, namun Bung Karno menolaknya. “Kekuatan angkatan perang kami masih mampu menghadapi para pemberontak itu,” ujarnya. Dan hal itu terbukti, hanya dalam hitungan jam setelah pasukan Ahmad Yani mendarat di Pekanbaru, Padang, serta Bukit Tinggi—pusat konsentrasi para pemberontak—maka kota-kota penting itu pun direbut tanpa perlawanan yang berarti.

Bahkan pesan rahasia CIA kepada para pimpinan pemberontak agar sebelum mundur dari Riau mereka meledakkan instalasi kilang minyak Caltex dulu, agar dua batalyon US Marine yang sudah menunggu di perairan Dumai bisa mendarat dan menghantam pasukan Yani, dan setelah itu berencana merangsek ke Jakarta guna menumbangkan Soekarno, sama sekali tidak sempat dilakukan para pemberontak. (Edisi Koleksi Angkasa: Dirty War; h.48). Juni 1958, pemberontakan ini berhasil ditumpas.

Sumitro Djojohadikusumo dan sejumlah tokoh yang terlibat pemberontakan melarikan diri ke Singapura dan dari ‘Basis Israel di Asia Tenggara’ itulah, kelompok ini terus menggerogoti kekuasaan Bung Karno dan berusaha agar Indonesia bisa tunduk pada kepentingan kolonialisme dan imperialisme baru (Nekolim) AS.

Operasi Dua Muka AS

Walau awalnya AS membantah keterlibatannya, namun setelah tidak akif lagi di Indonesia, mantan Dubes AS Howard P. Jones mengakui jika dirinya tahu jika CIA ada di belakang pemberontakan itu. Hal ini ditegaskan Jones dalam memoarnya “Indonesia: The Possible Dream” (1990; h.145). Upaya CIA menumbangkan Bung Karno selalu menemui kegagalan. Dari membuat film porno “Bung Karno”, sampai dengan upaya pembunuhan dengan berbagai cara. Hal ini menjadikan CIA harus bekerja ekstra keras. Apalagi Bung Karno secara cerdik akhirnya membeli senjata dan peralatan militer ke negara-negara Blok Timur dalam jumlah besar, setelah AS menolak memberikan peralatan militernya. AS tentu tidak ingin Indonesia lebih jauh bersahabat dengan Blok Timur. Sebab itu, setelah gagal mendukung PRRI/PERMESTA, sikap AS jadi lebih lunak terhadap Indonesia.

19 Agustus 1958, AS akhirnya mengeluarkan pengumuman resmi jika pihaknya bersedia menjual senjatanya kepada Indonesia. “Dalam waktu enam bulan, kurang lebih 21 batalyon Indonesia telah diperlengkapi dengan senjata-senjata ringan Amerika,” (Jones; h. 154)

Namun walau di permukaan AS tampak kian melunak, sesungguhnya AS tengah melancarkan ‘operasi dua muka’ terhadap Indonesia. Di permukaan AS ingin terlihat memperbaharui hubungannya dengan Bung Karno, namun diam-diam CIA masih bergerak untuk menumbangkan Bung Karno dan menyiapkan satu pemerintah baru untuk Indonesia yang mau tunduk pada kepentingan Amerika. Ini termuat dalam dokumentasi laporan Hugh S. Cumming, Kepala Kementerian Pertahanan dan CIA, kepada National Security Council (NSC) pada 3 September 1958. (Suroso; Bung Karno Korban Perang Dingin; 2008; h. 331). Senjata-senjata AS banyak yang dikirim kepada Angkatan Darat, dibanding angkatan lainnya dengan pertimbangan dari analisa agen-agen CIA bahwa elemen ini lebih bisa diajak bekerjasama dengan AS ketimbang elemen lainnya.

Di sisi lain, CIA juga menggarap satu proyek membangun kelompok elit birokrat baru yang pro-AS yang kini dikenal sebagai ‘Berkeley Mafia’. Sumitro dan Soedjatmoko merupakan tokoh penting dalam kelompok ini. Bahkan di awal tahun 1960-an, tokoh-tokoh Mafia Berkeley ini bisa mengajar di Seskoad dan menjalin komunikasi intens dengan sekelompok perwira Angkatan Darat yang memusuhi Panglima Tertinggi/Presiden Soekarno, yang diantaranya adalah Suharto yang kelak berkuasa setelah Bung Karno ditumbangkan di tahun 1965. (untuk hal ini lebih lanjut silakan baca artikel David Ransom: “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia, Kuda Troya Baru dari Universitas-Universitas di Amerika Serikat Masuk ke Indonesia”; Ramparts; 1971).

Tumbangnya Sukarno, Kabar Gembira Buat Washington

Tumbangnya Soekarno dan naiknya Jenderal Suharto disambut gembira Washingon. Presiden AS Richard M. Nixon sendiri menyebut hal itu sebagai “Terbukanya upeti besar dari Asia”.

Untuk membangun satu kelompok militer—terutama Angkatan Darat—di Indonesia yang ‘baru’ (baca: pro Amerika), AS menyelenggarakan pendidikan militer untuk para perwira Indonesia ini di Fort Leavenworth, Fort Bragg, dan sebagainya. Pada masa antara 1958-1965 jumlah perwira Indonesia yang mendapat pendidikan ini meningkat menjadi 4.000 orang. (Suroso; 2008; h. 373)

Selain militer, AS juga membangun satu kelompok elit birokrat di Universitas-Universitas AS seperti di Berkeley, MIT, Harvard, dan sebagainya, yang dikenal sebagai Mafia Berkeley. Kedua elemen ini binaan AS ini (kelompok perwira AD yang dipimpin Suharto dan kelompok birokrat yang tergabung dalam ‘Mafia Berkeley’ pimpinan Sumitro) kelak berkuasa di Indonesia setelah Soekarno ditumbangkan. Inilah cikal bakal Orde Baru (The New Order). Amerika Serikat sendiri juga dikenal sebagai pemimpin Orde Dunia Baru (The New World Order).

Sejak kegagalan mendukung PRRI/PERMESTA, National Security Council (NSC) lewat CIA terus memantau perkembangan situasi Indonesia secara intens. Sejumlah lembaga-lembaga sipil dan militer AS juga sangat aktif menggodok orang-orang Indonesia yang dipersiapkan duduk di kursi kekuasaan paska Soekarno.

Sebuah memorandum CIA yang dipersiapkan untuk State Department yang dikeluarkan di Washington, 18 September 1964 berjudul Prospek Untuk Aksi Rahasia berisi 18 point, dalam point ke-16 antara lain berbunyi:

…Seberapa jauh kita dapat melakukan usaha memecah PKI dan lebih penting lagi, untuk mengadu PKI melawan elemen non-komunis, khususnya dengan Angkatan Darat? Sampai sejauh mana, bila dimungkinkan, kita harus menyerang Soekarno? Apakah tidak dapat terpikirkan untuk menggerakkan tekanan internal seperti membangkitkan kerusuhan Cina tahun lalu, dan di bawah syarat-syarat tertentu mungkin akan memaksa Angkatan Darat untuk meraih kekuasaan besar guna memulihkan keamanan dan ketertiban? Kita tidak ingin nampak terlalu ambisius dalam hal ini. Tapi jika kita membangun program yang didalamnya terdapat bentuk [kurang dari 1 baris teks sumber tidak dideklasifikasikan] sebagai supplement di dalam perkembangan politik jangka panjang. Penting sekali mengetahui kemana kita akan berjalan dan mampu menuntut kemungkinan segala konsekuensinya dari segala usaha kita. Saat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah sekarang, tidak ada nanti…” (Dokumen CIA: Melacak Penggulingan Soekarno dan Konspirasi G30S 1965; 2007).

Demikianlah. Sudah banyak literatur dan dokumen yang membongkar keterlibatan CIA di dalam peristiwa Oktober 1965, yang pada akhirnya menjatuhkan Soekarno dan menaikkan Jenderal Suharto. Atas nama pembersihan kaum komunis di negeri ini, CIA turut menyumbang daftar nama kematian (The Dead List) yang berisi 5.000 nama tokoh dan kader PKI di Indonesia kepada Jenderal Suharto. Orang yang dijadikan penghubung antara CIA dan Suharto dalam hal ini adalah Adam Malik (lihat tulisan Kathy Kadane, seorang lawyer dan jurnalis State News Service, berjudul “Para Mantan Agen Berkata: CIA Menyusun Daftar Kematian di Indonesia”; Herald Journal, 19 Mei 1990. Artikel yang sama dimuat di San Fransisco Examiner, 20 Mei 1990; di Washington Post, 21 Mei 1990; dan di Boston Globe, 23 Mei 1990). CIA memang memberi daftar kematian sejumlah 5.000 orang, namun fakta di lapangan jauh di atas angka itu. Kol. Sarwo Edhie, Komandan RPKAD saat itu yang memimpin operasi pembersihan ini, terutama di Jawa Tengah dan Timur, menyebut angka tiga juta orang yang berhasil dihabisi. Bukan tokoh PKI saja yang dibunuh, namun juga orang-orang kecil yang tidak tahu apa-apa yang menjadi korban politik kotor konspiratif antara CIA dengan para ‘local army friend’.

Terbukanya Upeti Besar dari Asia

Tumbangnya Soekarno dan naiknya Jenderal Suharto disambut gembira Washingon. Presiden AS Richard M. Nixon sendiri menyebut hal itu sebagai “Terbukanya upeti besar dari Asia”. Indonesia memang laksana peti harta karun yang berisi segala kekayaan alam yang luar biasa. Jika oleh Soekarno kunci peti harta karun ini dijaga baik-baik bahkan dilindungi dengan segenap kekuatan yang ada, maka oleh Jenderal Suharto, kunci peti harta karun ini malah digadaikan dengan harga murah kepada Amerika Serikat.


“Salah satu hal yang paling prinsipil dari pergantian kepemimpinan di Indonesia, dari Soekarno ke Suharto adalah bergantinya karakter Indonesia dari sebuah bangsa yang berusaha menerapkan kemandirian berdasarkan kedaulatan dan kemerdekaan, menjadi sebuah bangsa yang bergantung pada kekuatan imperialisme dan kolonialisme Barat,” demikian Suar Suroso (Bung Karno, Korban Perang Dingin; 2008).

Prosesi digadaikannya seluruh kekayaan alam negeri ini kepada jaringan imperialisme dan kolonialisme Barat terjadi di Swiss, November 1967. Jenderal Suharto mengirim sat tim ekonomi dipimpin Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Tim ini kelak disebut sebagai Mafia Berkeley, menemui para CEO korporasi multinasional yang dipimpin Rockefeller. Dalam pertemuan inilah tanah Indonesia yang kaya raya dengan bahan tambang dikapling-kapling seenaknya oleh mereka dan dibagikan kepada korporasi-korporasi asing, Freeport antara lain mendapat gunung emas di Irian Barat, demikian pula yang lainnya. Bahkan landasan legal formal untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia pun dirancang di Swiss ini yang kemudian dikenal sebagai UU Penanaman Modal Asing tahun 1967 (John Pilger; The NewRulers of the World). Dan jangan lupa, semua COE korporasi asing tersebut dikuasai oleh jaringan Yahudi Internasional.

Dalam fase awal kekuasaannya, Jenderal Suharto didampingi oleh dua tokoh Orde Baru, sama-sama Amerikanis, yakni Adam Malik dan Sultan Hamengkubuwono IX. Mereka ini dikenal sebagai Triumvirat Orde Baru.

Dalam tulisan berikutnya akan disorot jejak CIA di dalam masa kekuasaan Jenderal Suharto, di mana bukan hanya CIA yang diajak masuk ke Indonesia namun juga nantinya MOSSAD, sebagaimana telah ditulis dengan jelas di dalam Memoirnya Jenderal Soemitro, mantan Pangkopkamtib.

Pada Juli 1966, seorang pejabat CIA, bernama Clarence “Ed” Barbier mendarat di Jakarta. Jabatan resminya adalah Asisten Khusus Duta Besar AS.

David Ransom, di dalam artikel “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia, Kuda Troya Baru dari Universitas-Universitas di Amerika Serikat Masuk ke Indonesia” (Ramparts; 1971), dengan jujur memaparkan bagaimana AS lewat CIA membangun satu kelompok elit baru guna memimpin satu Indonesia yang tunduk pada kepentingan kekuatan Neo-Imperialisme dan Neo-Kolonialisme Barat. Bahkan sesungguhnya, Amerikalah yang merancang dan menyusun strategi pembangunan nasional negeri ini yang dikenal dengan istilah Rencana Pembangunan Lima Tahunan (Repelita) lewat satu tim asistensi CIA dan sejumlah think-tank AS yang bekerja di belakang para teknokrat dan birokrat rezim Orde Baru.

Para pejabat pendiri Orde Baru seperti Adam Malik, Sumitro, Soedjatmoko, dan sebagainya memang dikenal amat dekat dengan para pejabat AS, baik yang bekerja di Jakarta maupun Washington. Lewat CIA, AS telah memanfaatkan para pejabat Indonesia anti Soekarno ini untuk memuluskan kepentingannya. Bahkan Tim Werner dalam “Legacy of Ashes: A History of CIA” (2007) menulis jika Adam Malik telah direkrut menjadi agen CIA lewat pengakuan seorang mantan agen CIA bernama McAvoy. Walau yang terakhir ini sempat jadi polemik, namun kedekatan Adam Malik—dan kawan-kawan-dengan para pejabat AS saat itu adalah suatu fakta sejarah.

Pada Juli 1966, seorang pejabat CIA, bernama Clarence “Ed” Barbier mendarat di Jakarta. Jabatan resminya adalah Asisten Khusus Duta Besar AS. “Eufismisme diplomatik ini biasanya dikhususkan bagi Kepala Stasiun CIA yang secara terbuka menyatakan hal ini kepada negara penerima… Dua kepala stasiun sebelumnya tidak diberitahukan secara resmi kepada pemerintah Soekarno dan hanya terdaftar sebagai ‘Sekretaris Pertama/Politik’, suatu jabatan untuk menyamarkan kepala perwakilan ini di antara para diplomat resminya,” tulis Ken Conboy dalam “Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia” (2007; h. 47-48).

Barbier yang fasih Bahasa Jepang dan bekerja pada intelijen AL-AS pada Perang Dunia II sebelumnya bertugas di Pacific. Dari lembaga intel AL-AS, Barbier dipindahkan ke CIA di awal berdirinya dan bertugas mengawasi jalur komunikasi dinas intelijen Vietnam Selatan.

Salah satu operasi rahasia CIA di Indonesia di awal era Orde Baru adalah operasi HABRINK, yang berbasis di Konsulat AS di Surabaya. Saat itu, rezim Suharto ‘menerima’ warisan perlengkapan dan persenjataan perang dari negara-negara Blok Timur seperti Chekoslovakia dan Soviet. Kebetulan, AS tengah berperang di medan tempur Indocina dan menghadapi pihak lawan yang menggunakan peralatan perang seperti yang ada di Indonesia.

“Operasi rahasia yang digelar pada 1967 ini bertujuan untuk mendapatkan detil teknis dan juga contoh barang perlengkapan militer Soviet seperti Rudal SA-2, kapal selam kelas Whiskey, kapal perang jenis Riga, dan pesawat pembom Tu-16. Operasi ini dibuka kepada umum ketika salah seorang pejabat CIA yang terlibat dalam operasi ini, David Henry Bennet, dihukum pada 1980 karena diketahui telah menjual detil operasi ini kepada pihak Soviet. Hal ini berasal dari catatan Bakin Personnel File atau BPF dengan title ‘David Henry Barnett’”, tulis Conboy dalam bukunya (h.57). Clarence Barbier, demikian tulis Conboy, bekerja dengan mulus di Indonesia disebabkan kesamaan agenda antara AS dengan rezim Suharto, yakni memerangi komunisme. Dalam tugasnya, Barbier merekrut sejumlah orang Indonesia, baik militer maupun sipil. Lewat hubungan yang amat baik dengan Kolonel CPM Nicklany Soedardjo, seorang perwira didikan AS (lulusan Fort Gordon, 1961), Barbier berhasil merekrut seorang tokoh Perti (Partai Tarbiyah Indonesia) bernama Suhaimi Munaf, yang oleh Suharto dianggap dekat dengan orang-orang komunis. Suhaimi sendiri pernah ditangkap pada Februari 1967 dengan tuduhan telah melakukan kejahatan politik.

Pada sekitar Agustus 1968, menjelang kebebasan Suhaimi Munaf, Barbier meminta kepada Kol. CPM Nicklany agar melakukan serangkaian tes psikologi terhadap Suhaimi. Hasil tes menunjukkan Suhaimi memiliki mental baja, keras kepala, dan tidak mudah dipengaruhi. Hasil yang sesuai dengan keinginan CIA. Singkat cerita, Munaf berhasil direkrut CIA dan dikirim ke Pulau Buru dengan menyandang nama sandi Friendly/1. Di pulau tempat pembuangan dan penahanan orang-orang komunis ini, Suhaimi mendapat tugas untuk menjalin hubungan lagi dengan kolega kirinya baik yang berada di dalam maupun luar negeri.

Dengan memanfaatkan simpati atas penahanannya, ia mencari-cari pekerjaan di di kedutaan negara asing komunis… CIA telah menuai sukses awal dengan Friendly/1,” demikian Conboy.

Kerjasama Kol. Nicklany dengan Barbier tidak berhenti di sini saja. Pada awal 1968, Nicklany yang menjabat sebagai Asisten Intelijen Kopkamtib kepada orang-orang terdekatnya menyatakan ingin membentuk satuan tugas kontra intelijen asing, guna menangkap mata-mata asing yang beroperasi di Indonesia. “Mata-mata aing” di sini tentu saja memiliki arti sebagai mata-mata Blok Timur. Karena dengan CIA dan sekutunya, Nicklany malah bekerjasama.

Satuan tugas ini akhirnya terbentuk dengan anggota inti sebanyak enampuluh orang, sepuluh perwira aktif dan sisanya sipil, dan menyandang nama resmi “Satuan Khusus Pelaksana Intelijen” atau Satsus-Pintel, yang kemudian diringkas menjadi “Satuan Khusus Intelijen” atau Satsus-Intel.

Satuan ini mendapatkan dana dari CIA lewat Barbier termasuk gaji personelnya, lalu bantuan kendaraan untuk kegiatan pengamatan (surveilance), biaya sewa rumah-aman (safe house) di Jalan Jatinegara Timur-Jakarta, dan tape recorder mutakhir merk Sony TC-800 serta perangkat penyadap telepon canggih QTC-11. Hingga awal 1970, Satsus-Intel mendapat 16 sepeda motor, 3 sedan Mercedes, 2 Toyota Corolla, 3 Volkswagen, 1 Toyota Jeep, dan 1 Minibus Datsun dengan kaca belakang yang dilapisi penutup agar minibus ini digunakan untuk melakukan pemotretan rahasia. Semuanya dari CIA. (Conboy; h.57).
Jendral Sumitro
Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dengan terus terang menyatakan jika pihaknya memang menjalin kerjasama yang erat dengan MOSSAD Israel, CIA, dan juga MI-6 Inggris dalam hal penumpasan komunis. “Dalam hal ini, Pak Sutopo Yuwono, Pak Kharis Suhud, dan Nicklany. Tiga orang ini yang saya izinkan.” (Soemitro, Dari Pangdam Mulawarman Sampai Pangkopkamtib; 1994; h. 251).

http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=36734
Wednesday, March 14, 2012
10 Mahluk Cryptid (Aneh) yang Telah Dinyatakan Palsu

10 Mahluk Cryptid (Aneh) yang Telah Dinyatakan Palsu

Cryptid adalah makhluk atau tanaman yang keberadaannya telah diusulkan tetapi belum diakui secara konsensus ilmiah dan sering dianggap sangat tidak mungkin . Karena umumnya mahluk - mahluk Cryptid ini berbentuk tidak lazim dan hampir mirip dongeng.
Banyak dari mereka yang masih diperdebatkan saat ini, seperti Sasquatch dan Chupacabra.
Sementara itu, beberapa mahluk telah terbukti ada, seperti Okapi dan kanguru. Sayangnya, beberapa telah terbukti menjadi lelucon belaka atau kesalahan identifikasi .
Kita akan melihat 10 cryptid yang telah terbukti tidak ada. Catatan: saya hanya memasukkan daftar dari mahluk yang telah sepenuhnya ditolak,tidak diakui dan dianggap oleh masyarakat cryptozoological benar-benar tidak ada.
Karenanya, bigfoot dan alien tidak termasuk dalam daftar ini.

10. Rods
Rods (kadang-kadang dikenal sebagai "sky fish" atau "solar entities") adalah artefak memanjang yang dihasilkan oleh kamera yang secara tidak sengaja menangkap beberapa kepakan serangga terbang.
Video berbentuk batang objek bergerak cepat melalui udara diklaim oleh beberapa menjadi bentuk kehidupan alien atau UFO kecil, tetapi percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa batang ini muncul dalam film karena ilusi optik / kolusi (terutama dalam rekaman video interlaced).
Peneliti telah menunjukkan bahwa rods adalah trik dari hasil cahaya hasil dari gambar (terutama gambar video) serangga terbang direkam dan diputar ulang.
Secara khusus, bagian cepat sebelum kamera serangga mengepakkan sayapnya telah terbukti untuk menghasilkan efek seperti rod (batang), karena blur, jika kamera menembak dengan waktu paparan yang relatif panjang.
Tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan untuk fenomena tersebut, para ilmuwan penasaran di fasilitas itu memutuskan bahwa mereka akan mencoba untuk memecahkan misteri dengan mencoba menangkap makhluk-makhluk ini.
Jaring besar didirikan dan kamera pengintai kemudian menangkap gambar rod terbang ke dalam perangkap.
Ketika jaring yang diperiksa, "rod" tidak lebih dari ngengat teratur dan serangga terbang biasa lainnya.
Penyelidikan selanjutnya membuktikan bahwa penampilan terbang rod pada video adalah ilusi optik yang diciptakan oleh kecepatan perekaman lebih lambat dari kamera.

9. Wild Haggis
Wild Haggis (Haggis scoticus) adalah makhluk fiksi yang pernah dikatakan asli dari Dataran Tinggi Skotlandia.
Hal lucu ini diklaim sebagai sumber haggis, hidangan tradisional Skotlandia yang sebenarnya terbuat dari jeroan domba (termasuk jantung, paru-paru, dan hati).
Menurut beberapa sumber, kaki haggis liar kiri dan kanan dengan panjang yang berbeda, yang memungkinkan untuk berjalan cepat di sekitar pegunungan yang curam dan lereng bukit yang membentuk habitat aslinya, tetapi hanya dalam satu arah.
Lebih jauh diyatakan bahwa ada dua jenis haggis, satu dengan kaki kiri lebih panjang dan yang lainnya lagi dengan kaki kanan.
Kedua varietas hidup berdampingan damai tetapi tidak dapat kawin silang di alam liar karena supaya laki-laki dari satu varietas untuk kawin dengan perempuan yang lain, ia harus berpaling untuk menghadapi ke arah yang sama sebagai pasangannya dimaksudkan, menyebabkan dia kehilangan keseimbangan sebelum ia dapat mengawininya.
Sebagai hasil dari kesulitan ini, perbedaan panjang kaki antara penduduk haggis yang ditekankan.

8. Ikan Trout Berbulu Lebat
fur-bearing trout (atau trout berbulu) adalah makhluk fiksi asli daerah utara Amerika Utara, khususnya Kanada, Montana, Wyoming, Colorado, dan Great Lakes. Klaim dasar (atau dongeng) adalah bahwa air danau dan sungai di daerah itu begitu dingin bahwa spesies ikan telah berkembang dengan menumbuhkan mantel bulu tebal untuk menjaga panas tubuhnya.
Teori lain mengatakan bahwa itu adalah karena empat kendi tonik rambut yang tumpah ke Sungai Arkansas.
Pada kenyataannya, ini mungkin kesalahpahaman sederhana. Seorang imigran abad ke-17 Skotlandia kepada sanak saudara merujuk "binatang berbulu dan ikan" menjadi berlimpah di Dunia Baru, diikuti dengan permintaan untuk mendapatkan spesimen dari "ikan berbulu" dimana seorang Skotlandia yang iseng siap memenuhi permintaan itu dengan membuat salah satunya, yang tentunya hasil rekayasa.
Faktanya, "cetakan kapas" Saprolegnia kadang-kadang akan menginfeksi ikan, menyebabkan jumbai dari yang mirip bulu muncul dan muncul pada tubuh ikan.
Infeksi berat akan mengakibatkan kematian ikan, dan sebagai jamur terus tumbuh setelah itu, ikan mati yang sebagian besar dikerumuni jamur mirip "bulu" putih kadang-kadang dapat ditemukan terdampar.

7. Skvader
Skvader adalah makhluk fiksi Swedia yang diperbincangkan pada tahun 1918 oleh ahli pengisi kulit binatang Rudolf Granberg dan permanen ditampilkan di museum di Norra Berget di Sundsvall.
mahluk Ini memiliki forequarters dan kaki belakang dari kelinci (Lepus), dan belakang, sayap dan ekor burung belibis (Tetrao urogallus) betina.
Nama adalah kombinasi dari dua kata, dan ini adalah penjelasan yang diberikan oleh Svenska Akademiens Ordbok (Kamus dari Akademi Swedia): Awalan skva-dari "skva-ttra" (dukun atau kicauan), dan akhiran-der dari "Tja-der" (belibis kayu).
Skvader berasal dari kisah perburuan dongeng yang diceritakan oleh seorang pria bernama Håkan Dahlmark selama makan malam di sebuah restoran di Sundsvall pada awal abad 20.
Untuk hiburan tamu-tamu lain, Dahlmark mengklaim bahwa ia pada tahun 1874 telah menembak binatang ini selama berburudi utara Sundsvall.
Pada ulang tahunnya di tahun 1907, pengurus rumah tangganya (dengan masksud mmbuat lelucon) menyajikan lukisan binatang ini, yang dibuat oleh keponakannya dan tak lama sebelum kematiannya pada 1912, Dahlmark menyumbangkan lukisan itu ke museum lokal.
Selama pameran di Örnsköldsvik pada tahun 1916 pengelola museum berkenalan dengan ahli mengisi kulit binatang Rudolf Granberg. Dia kemudian menyebutkan kisah berburu dan lukisan itu dan bertanya pada Granberg apakah dia bisa kembali merekrontuksi binatang tersebut.
Pada tahun 1918 Granberg telah menyelesaikan konstruksi ulang skvader dan sejak itu menjadi pajangan pameran yang sangat populer di museum, yang juga memiliki lukisan yang dipamerkan.
Makhluk yang sangat mirip disebut "Burung-kelinci" telah dijelaskan oleh Pliny ,tetua di Natural History. Makhluk ini memiliki tubuh burung dengan kepala kelinci dan dikatakan telah menghuni Pegunungan Alpen.

6. Jackalope
Jackalope adalah binatang mitos cerita rakyat Amerika Utara (yang disebut "makhluk menakutkan") digambarkan sebagai kelinci dengan tanduk kijang atau tanduk rusa dan kadang-kadang ekor ayam hutan (dan sering mempunyai kaki belakang).
Kata "Jackalope" adalah portmanteau dari "kelinci" dan "kijang", sebuah ejaan kuno "kijang". juga dikenal sebagai Lepus temperamental us
Ada kemungkinan bahwa cerita tentang orang iseng terinspirasi oleh penampakan kelinci terinfeksi virus papiloma Shope, yang menyebabkan pertumbuhan tumor mirip tanduk yan tumbuh di kepala dan tubuh kelinci.
Hal ini dapat terjadi pada kelinci Cottontail dalam kondisi alam dan pada kelinci domestik di bawah kondisi percobaan.
Regresi sistemik kutil terjadi dalam proporsi variabel kelinci sebagai konsekuensi dari respon diperantarai sel khusus kekebalan. Persistent kutil dapat berkembang menjadi karsinoma invasif.Progresi menjadi karsinoma diamati pada sekitar 25% dari kelinci Cottontail dan sampai dengan 75% dari kelinci domestik dengan kutil persisten.
Jackalope telah dibesarkan oleh desas desus aneh dari banyak mulut dengan berbagai bentukyang aneh (sebagian besar lidah-di-pipi) mengklaim sebagai kebiasaan makhluk itu.
Misalnya, dikatakan Jackalope menjadi hibrida dari rusa kerdil juga sebagai spesies "kelinci pembunuh".
Mahluk ini dikabarkan sangat pemalu, dan air susunya bisa digunakn sebagai obat. Jackalope dipercaya bisa meniru suara, termasuk suara manusia. Dia menggunakan kemampuan ini untuk menghindari pengejarnya, terutama dengan menggunakan frase seperti "Itu dia! ” Dia pergike sana! "
Di beberapa bagian Amerika Serikat dikatakan bahwa daging Jackalope memiliki rasa mirip dengan lobster. Namun, legenda mengatakan bahwa mereka berbahaya jika didekati.

5. Pohon Madagaskar
Pada tahun 1881 Jerman explorer "Carl Liche" menulis akun dalam Daftar Australia Selatan menghadapi pengorbanan yang dilakukan oleh suku "Mkodo" Madagaskar:
“the slender delicate palpi, with the fury of starved serpents, quivered a moment over her head, then as if instinct with demoniac intelligence fastened upon her in sudden coils round and round her neck and arms; then while her awful screams and yet more awful laughter rose wildly to be instantly strangled down again into a gurgling moan, the tendrils one after another, like great green serpents, with brutal energy and infernal rapidity, rose, retracted themselves, and wrapped her about in fold after fold, ever tightening with cruel swiftness and savage tenacity of anacondas fastening upon their prey.”
(palpi yang halus dan ramping, dengan kemarahan ular kelaparan, bergetar sesaat atas kepalanya, kemudian seolah-olah naluri dengan kecerdasan kerasukan setan diikat pada dirinya dalam putaran kumparan mendadak dan putaran leher dan lengannya, kemudian sambil jeritan mengerikan dan sekaligus lebih mengerikan tawa naik liar akan langsung dicekik turun lagi menjadi menggelegak mengerang, sulur-sulur satu demi satu, seperti ular hijau besar, dengan energi brutal dan kecepatan neraka, naik, retraksi sendiri, dan membungkusnya di sekitar kali lipat setelah kali lipat, semakin ketatnya dengan kejam kecepatan dan keuletan biadab anacondas ikat pada mangsanya.)
Pohon itu diberikan publisitas lebih lanjut oleh buku 1924 oleh mantan Gubernur Michigan Chase Osborn, Madagaskar, negeri dari pohon pemakan manusia.
Osborn menyatakan bahwa kedua suku dan misionaris di Madagaskar tahu tentang pohon mengerikan, dan juga mengulangi account Liche .
Pada buku yang ditulis tahun 1955 , Salamander dan Keajaiban lain, ilmu pengetahuan penulis Willy Ley menentukan bahwa suku Mkodo, Carl Liche, dan Madagaskar pemakan manusia pohon itu sendiri semua tampak rekayasa

4. Monster danau Thetis
Pada tanggal 22 Agustus 1972, Harian Victoria Times melaporkan bahwa dua remaja lokal diklaim telah dikejar dari pantai di Danau Thetis oleh makhluk yang secara kasar mirip Gill-jantan dari dari Black Lagoon.
Salah satu remaja mengaku telah diiris di tangan oleh makhluk, yang ditampilkan tiga jari kaki berselaput dan jari bersama dengan sirip berduri di tengkorak, lengan, dan kaki,hal ini mendorong investigasi oleh polisi hutan Kanada .
Mahluk ini digambarkan sebagai "kasar berbentuk segitiga, sekitar lima kaki (~ 1,5 m) tinggi dan mempunyai 5 kaki".
Pada saat itu, petugas menyatakan bahwa "anak laki-laki ini tampaknya jujur, dan sampai kita menentukan lain kita tidak memiliki pilihan lain kecuali melanjutkan penyelidikan kami."
4 hari setelah cerita dilaporkan, dua orang mengaku telah melihat makhluk itu di sisi berlawanan danau dari penampilan pertama. Menurut salah satu, "terdengar keluar dari air dan melihat sekeliling. Kemudian kembali ke dalam air. Lalu kita lari! "
Anak-anak menggambarkan makhluk itu sebagai "berbentuk seperti tubuh manusia biasa, tetapi memiliki wajah rakasa, dan bersisik [dengan] titik mencuat dari kepala [dan] telinga besar." Mereka percaya bahwa makhluk memiliki wajah mirip manusia, meskipun ternyatamempunyai kulit bersisik berwarna perak-biru .
Pada tanggal 26 Agustus 1972, Provinsi menerima telepon dari seorang pria yang mengaku telah kehilangan kadal Tegu hewan peliharaan di daerah tersebut setahun sebelumnya.
Tegu, hewan asal Amerika Latin dan sebagian besar karnivora, dapat tumbuh hingga empat meter panjangnya. Tegu umumnya dipelihara sebagai hewan peliharaan. Para petugas polisi menyelidiki dan percaya bahwa gambaran kadal itu cocok dengan deskripsi makhluk monster tersebut dan kasus ditutup.

3. Kasai Rex
Kasai rex adalah seekor binatang mengaku sebagai dinosaurus pemakan daging yang hidup di Afrika.Ada deskripsi yang saling bertentangan itu, dan laporan asli hanya diduga oleh cryptozoologists ,meragukan.
Pada tahun 1932 John Johnson , pemilik perkebunan Swedia, sedang melakukan perjalanan dengan seorang pemabntunya di lembah Kasai, di Kongo Belgia (sekarang Republik Demokratik Kongo).
Mereka berpapasan dengan badak, dan, ketika mencoba untuk menyebarkannya tanpa deteksi, dikejutkan dengan makhluk besar bergegas keluar dari semak-semak dan menyerang badak.
Dia terbangun untuk melihat bahwa makhluk itu makan badak. "Itu mahluk itu mempunyai warna kemerahan , dengan garis-garis berwarna kehitaman," katanya kemudian.
"Dia memiliki moncong panjang dan gigi yang banyak." Dia memutuskan bahwa makhluk itu berukuran sekitar 13 m , adalah Tyrannosaurus.
Ada cerita yang sama dalam edisi Herald Rhodesia, juga dari tahun 1932, meskipun disertai dengan foto yang jelas hoax:
"Pada tanggal 16 Februari lalu saya pergi dalam perjalanan menembak, disertai dengan pembawa pistol saya. Saya hanya memiliki senapan Winchester kecil, tidak mengharapkan sesuatu buruan yang besar. Pukul 2 siang saya sudah sampai di lembah Kasai (sic).
Buruan tidak ada yang terlihat. Saat kami turun ke air, anak itu tiba-tiba berteriak "gajah". Ternyata dua ekor lembu raksasa yang hampir tersembunyi oleh hutan.
Sekitar 50 meter dari mereka kulihat sesuatu yang luar biasa - sebuah rakasa, sekitar 16 meter tingginya, dengan kepala dan ekor mirip kadal. Aku menutup mata dan membukanya kembali. Tidak mungkin ada keraguan tentang itu, binatang itu masih ada. Anak saya meringkuk dan ketakutan di rumput.
Tiba-tiba rakasa tersebut lenyap, dengan gerakan sangat cepat. Butuh beberapa waktu untuk pulih.Di samping anak itu saya berdoa dan menangis. Aku mengangkat dia, mendorongnya bersama dan membuatnya mengikuti saya pulang.
Dalam perjalanan kami harus melintasi rawa besar.Di rawa, kadal besar muncul sekali lagi, merobek bangkai badak mati. Aku hanya berjarak sekitar 25 meter darinya.
Anak itu mengambil cuti Perancis, membawa senapan dengan dia. At first I was careful not to stir, then I thought of my camera.Pada awalnya saya tidak bergerak terpaku lalu saya ingat kamera saya. Aku bisa mendengar tulang badak bersuara gemertak di mulut kadal raksasa itu. Persis saat saya klik (foto),mahluk itu melompat ke air yang dalam.
Pengalaman itu terlalu banyak untuk sistem saraf saya.Karena sangat lelah, aku tenggelam di balik semak yang telah memberi saya tempat berlindung.Kegelapan menjadi raja di depan mataku. Gerak hewan fenomenal yang sangat cepat adalah hal yang paling menakjubkan yang pernah saya lihat. " Aku pasti terlihat gila, ketika akhirnya saya kembali kamp.
' Selama delapan hari aku berbaring di demam, tidak sadar hampir sepanjang waktu. '
Kisah ini menyajikan masalah karena ketidakakuratan.
Pemburu mengklaim bahwa "banteng raksasa" atau gajah berada di hutan - namun gajah hutan Loxodonta siklon lebih kecil dari gajah L.
Seekor banteng besar L. africana akan mengalami kesulitan besar dalam medan hutan (Meskipun, mengingat ukuran semua gajah, adalah wajar bahwa sang Gajah masih bisa telah digambarkan berukuran besar).

2. Hodag
Pada tahun 1893 surat kabar melaporkan penemuan seekor Hodag di Rhinelander, Wisconsin. Memiliki "kepala kodok, wajah menyeringai seekor gajah raksasa, kaki pendek tebal dengan cakar besar, bagian belakang dinosaurus, dan ekor panjang dengan ujungnya berbentuk tombak ".
Laporan itu dipicu oleh tukang kayu yang terkenal dari Wisconsin Eugene Shepard, yang diminta sekelompok orang setempat untuk menangkap binatang.Kelompok ini melaporkan bahwa mereka perlu menggunakan dinamit untuk membunuh binatang itu. Sebuah foto dari sisa-sisa binatang hangus dirilis ke media.Ini adalah ", aneh, rakasa paling menakutkan yang mempunyai cakar setajam pisau cukur di bumi. Mahluk ini menjadi punah setelah sumber makanan utama, Bulldog putih, menjadi langka di daerah tersebut. "

Shepard mengaku telah menangkap Hodag lain pada tahun 1896, dan yang satu ini ditangkap hidup-hidup. Menurut laporan Shepard, dia dan beberapa pegulat beruang menempatkan kloroform di ujung tiang yang panjang, yang mereka letakkan sebagai jebakan di gua dimana makhluk ini berhasil diatasi.
Dia menampilkan Hodag ini di pameran County Oneida pertama. Ribuan orang datang untuk melihat Hodag di pameran atau di layar Shepard di sebuah gubuk di rumahnya.
Kemudian surat kabar lokal, seluruh negara bagian, dan kemudian secara nasional mulai mengambil cerita tentang makhluk ini, tampaknya luar biasa hidup, sekelompok kecil ilmuwan dari Smithsonian Institution di Washington, DCannounced mereka akan bepergian ke Rhinelander untuk memeriksa penemuan ini. Pengumuman hasil penelitian ini dieja di akhir kalimat, kemudian Shepard terpaksa mengakui bahwa Hodag itu tipuan.

1. Raksasa Cardiff

Raksasa ini adalah diklaim oleh petani tembakau New York bernama George Hull.
Hull, seorang ateis, memutuskan untuk membuat raksasa setelah bertengkar pada pertemuan kebangunan Metodis tentang perjalanan di Kejadian 6:4 yang menyatakan bahwa ada raksasa yang pernah tinggal di Bumi.
Hull menyewa orang untuk mengukir patung setinggi 3,0 m, 4,5 inci blok gipsum di Fort Dodge, Iowa, mengatakan kepada mereka itu dimaksudkan untuk monumen Abraham Lincoln di New York.
Dia mengirim blok ke Chicago, tempat dimana dia menyewa Edward Burghardt, seorang tukang batu Jerman, untuk mengukirnya menjadi serupa dengan seorang pria dan dia bersumpah untuk menjaga rahasia.
Berbagai noda dan asam yang digunakan untuk membuat raksasa itu tampak tua dan lapuk, dan permukaan raksasa dipukuli dengan jarum rajut baja tertanam dalam papan untuk mensimulasikan pori-pori.
Pada November 1868 Hull mengangkut raksasa itu dengan kereta api ke peternakan William Newell, sepupunya. Hampir setahun kemudian, Newell disewa Gideon Emmons dan Henry Nichols, seolah-olah untuk menggali sumur, dan pada 16 Oktober 1869 mereka mengaku menemukan raksasa.
Newell mendirikan tenda di atas raksasa dan menarik biaya 25 sen untuk orang yang ingin melihatnya. Dua hari kemudian dia menambah harga 50 sen.
Sarjana arkeologi mengatakan raksasa itu palsu, dan beberapa ahli geologi bahkan memperhatikan bahwa tidak ada alasan yang baik untuk mencoba untuk menggali sebuah sumur di tempat tepat raksasa telah ditemukan.
Akhirnya, Hull menjualnya paruh bunga sebesar $ 23.000 sampai sindikasi lima orang dipimpin oleh David Hannum. Mereka memindahkannya ke Syracuse, New York untuk pameran.
Raksasa itu menarik orang banyak sehingga pemain sandiwara PT Barnum menawarkan $ 50.000 untuk raksasa itu.
Ketika sindikasi menolaknya dia menyewa seorang pria untuk model bentuk raksasa itu diam-diam di lilin dan membuat replika plester.Dia menaruh raksasa dipamerkan di New York, mengklaim bahwa dia adalah raksasa nyata dan Raksasa Cardiff itu adalah palsu.
Hannum menggugat Barnum karena menyebutkan raksasanya adalah palsu, tetapi hakim menyuruhnya untuk mendapatkan raksasa untuk bersumpah atas keaslian sendiri di pengadilan jika dia menginginkan perintah menguntungkan.
Pada 2 Februari 1870 kedua raksasa terungkap sebagai palsu di pengadilan. Hakim memutuskan bahwa Barnum tidak dapat digugat karena menyebut raksasa itu palsu .

KEYWORDS:MAHLUK ANEH,BINATANG LEGENDA,MAHLUK ANEH HOAX,HOAX TERBESAR,RAKSASA HOAX,MAHLUK PALSU,MONSTER HOAX

Followers

Back To Top