Jokowi, Calon Presiden Indonesia 2014 ?
Analisis Jokowi Capres 2014
2014 sudah di ujung pintu. Sebentar kita akan memasuki masa Ramadhan lalu Lebaran, seperti zona waktu warp ala Star Trek tiba-tiba sudah masuk bulan 9. Setelahnya, dijamin semua politikus akan semakin fokus bersiap untuk pemilu 2014. Semua janji manis yang sama diucapkan 5 tahun yang lalu akan kembali bergaung di sekitaran kita, semuanya demi satu hal: keterpilihan.
Untuk calon presiden, beberapa partai sudah clear. Golkar akan mengusung Abu Rizal Bakrie yang di benak masyarakat masih kental dengan isu lumpur Lapindo. Kemudian mungkin Prabowo dari Gerindra. Sementara simpang siur konvensi Demokrat yang bisa jadi menelurkan Mahfud MD atau pun Gita Wirjawan yang sudah acapkali disebut-sebut dan disorong-sorong oleh banyak pihak. Nah, dari PDI-P yang kali ini agak gamang. Siapa calonnya? Sebagian bilang tetap Ibu Mega, sebagian bilang mungkin calon muda dari PDI-P.
Hitung-hitungan dan kalkulasi merebak untuk partai yang disebut terakhir. Probabilitas paling mungkin adalah Megawati yang maju lagi, dipasangkan dengan beberapa calon nama yang santer disebut seperti Jusuf Kala. Jelas, kalau Mega-JK maju, kesempatan untuk menang akan cukup besar mengingat para pesaingnya relatif belum terlalu populer. Sebagian tentu mengenal Mahfud dan Gita, namun semakin ke pelosok, mungkin Megawati dan JK terlalu kuat terlupakan dari ingatan masyarakat.
So, bagaimana dengan kemungkinan majunya kader muda PDI-P? Well, melihat dari tradisi trah Bung Karno, sepertinya calon yang potensial untuk maju sebagai capres berikutnya adalah Puan Maharani. Seorang kader muda PDI-P yang memang memulai karir dan pengalaman politik juga dari bawah, bukan karbitan. Gak heran secara internal Puan sangat mengakar. Tapi untuk kalangan eksternal dan grass root, mungkin Jokowi jauh-jauh lebih unggul dari pada Puan. Bagaimana enggak, tiap hari Jokowi (dan Ahok) dengan kebijakan-kebijakannya yang sangat membumi diperdengarkan terus menerus di media massa. Banyak orang sekarang begitu gandrung dan bahkan cenderung mengganggap Jokowi hampir setengah dewa.
Jadi, berikut adalah beberapa kemungkinan yang terjadi sebagai pencalonan presiden yang diajukan PDI-Perjuangan:
1. Mega – Mr X (baca: mungkin JK sebagai capres)
(Chance pencapresan: 65%) (Chance menang: 55%) Sepeninggal Taufik Kiemas, Megawati menjadi single dominator di partai. Kalau sebelumnya TK mampu memberikan perimbangan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang mungkin lebih sedikit pragmatis, sekarang PDI-P justru makin ideologis tanpa TK. Dan ini bisa menciptakan legitimasi tunggal kepada Megawati untuk menjadi capres dari PDI-P. Sebagai cawapres, mungkin PDI-P akan menggaet politikus non-partai yang memiliki keterpilihan dan track record yang brilian. JK adalah salah satu cawapres potensial diajukan oleh PDI-P. Ini juga mengingat JK dalam berbagai pemberitaan menyiratkan adanya wacana ke arah itu.
Secara internal, mencapreskan Mega akan lebih mengamankan PDI-P. Mengapa? Karena calon yang diajukan adalah “owner” dari partai tersebut, jadi ini akan meminimalisir kecemburuan antar kader.
2. Mega – Jokowi
(Chance pencapresan: 70%) (Chance menang: 65%) Membawa serta Jokowi sebagai penarik suara adalah strategi yang baik, namun menjadikan Jokowi sekedar wakil sepertinya suatu pilihan yang belum terlalu tepat; meskipun kemungkinan menangnya lebih besar. Tapi harus disadari, hal ini justru bisa menciptkan ‘kerusuhan’ internal PDI-P antara kader senior yang merasa lebih pantas menjadi cawapres dibanding anak kemarin sore, Jokowi.
Selain itu, resiko buat Jokowi juga ada. Pertama, Jokowi melepaskan komitmen dengan DKI Jakarta ‘sekedar’ hanya untuk menjadi cawapres PDI-P. Tentu ini akan lebih ‘membuat sakit hati’ para pemilihnya di ibu kota dahulu. Kedua, pen-cawapres-an Jokowi juga akan membuat resiko buruk untuk karir politik Jokowi di masa mendatang. Mengingat yang akan memegang tongkat komando adalah Megawati, jikalau pemerintahan ternyata tidak berjalan dengan baik, maka Jokowi akan terkena getahnya yang berkonsekuensi kehilangan kesempatan baik menjadi presiden di 2019. Bagi rakyat sepertinya mutlak Jokowi capres 2014, lain dari itu justru mencipta blunder.
3. Jokowi Capres 2014 – Mr X (baca: bisa jadi Puan Maharani sebagai cawapres)
(Chance pencapresan: 50%) (Chance menang: 80%) Harus diakui, Jokowi mendapatkan momentum saat ini, yang mungkin tidak akan ada lagi 5 tahun kemudian. Sehingga seandainya Jokowi melaju menjadi capres dari PDI-P, kemungkinan besar dirinya akan menang. Nilai positifnya lagi, elektabilitas PDI-P sebagai partai juga akan menjadi lebih besar mengingat rakyat ingin mengamankan pemerintahan Jokowi di parlemen.
Hanya saja, resiko tetap ada. Pertama, terkait kesolidan internal di mana pasti ada jealousy yang muncul akibat pencapresan Jokowi. Kedua, adalah problem hutang komitmen Jokowi yang gagal dibayar saat komit menjadi gubernur DKI Jakarta pasti akan tetap disuarakan berbagai lawan politiknya. Namun, secara pribadi, penulis harus mengakui bahwa Jokowi-Puan adalah satu-satunya cara yang cukup ciamik untuk memastikan kemenangan PDI-P di 2014 walau mungkin harus melangkahi Megawati. Ya, momentum Jokowi Setengah Dewa menjelang pemilu 2014 mungkin gak akan terulang di 2019.
So, kalau kamu merasa bahwa ini saatnya Jokowi menjadi Calon Presiden di 2014, supaya jangan sampai badut-badut politik yang kepilih, maka please like fanpage ini untuk mendukung PDI-P mencalonkan Jokowi capres
Sumber : LINK
0 komentar :
Post a Comment